Tugas
Pribadi
Laporan Bacaan Buku Yang Berhubungan
Dengan Theologia Perjanjian Baru
D
I
S
U
S
U
N
Oleh
Nama :
Trenget Juko Yefendi Daud Franciscus Bancin
Nim :
100-10-79
M.Kul : Theologia PB
Dosen : Pdm Irwanto Berutu M.Th
Sekolah
Tinggi Theologia Paulus Medan
Jln.Kapiten Purba No 01 Perumnas Simalingkar Medan
Oktober 2012
Kata Pengantar
Puji dan syukur kita panjatkan atas
kehadirat Tuhan yang maha esa di mana oleh karena Anugerah dan
Kasihsetianya-lah yang menghantarkan dan memampukan penulis untuk dapat menyelesaikan Tugas
membuat laporan 3 Buku Yang Berhubungan dengan Theologia Perjanjian Baru.
Dalam hal ini Penulis pertama
mengucapkan terimaksih banyak buat bapak yang mengemban mata Kuliah ini ( Pdm.Irwanto Berutu M.Th ) di mana oleh
beban tugas ini penulis makin mengerti dan memahami banyak tentang pemahaman
theologia pada masa perjanjian baru
Dalam Hal yang tak terlepas juga
penulis sangat berterimakasih kepada teman-teman Anak sore Community di
mana lewat teman teman penulis mendapat dorongan dan motifasi yang kuat untuk
dapat menyelesaikan tugas ini ,sehingga tugas ini dapat selesai dengan waktu
dan tempat yang telah di tentukan.
Namun dalam hal catatan ini penulis
menyadari begitu banyak kesalahan dan kekurangan yang terdapat dalam tugas
ini,baik itu pengurangan dan kelebihan huruf dalam catatan,ketidaksesuaian
kalimat dan lain sebagainya,sehingga dari itu semua penulis meminta maaf akan
hal itu,namun dalam hal perbaikan,jika ada saran,kritikan,dan komentar dari
pembaca mengenai hal yang di angkat dalam catatan ini penulis sangat
mengharapkan,demi kebaikan catatan berikutnya,yang akan segara penulis
selesaikan,dengan pengahiran kata penulis mengucapkan terimakasih banyak.
Penulis
T.Juko.Y.D.F.Bancin
Laporan Bacaan
Tiga Buku Yang Berhubungan Dengan Theologia Perjanjian Baru
BUKU PERTAMA
Nama Buku
: Theologia Kristen Karangan Millard J
Ericson Vol 3 Terbitan Gandum Emas
Buku Ini Saya
Baca Dengan Jujur Pada : Minggua 16
September 2012
Isi Dan Hal
Yang Saya Dapat Dari Buku :
A.
Dekatnya Dan
Jauhnya Allah (Imanensi Dan Trasendensi )
1.
Imanensi
Kodrat Allah adalah sepasang konsep
yang secara tradisional disebut sebagai trasendensi dan imanensi Allah. Kedua
konsep ini merujuk kepada hubungan Allah dengan dunia yang diciptakanNya.
Kedudukan Allah berhubungan dengan semesta alam ciptaanNya itu, maksudnya,
sampai sejauh mana Dia hadir dan aktif di dalam semesta alam (imanensi)
bertentangan dengan ketidak-hadiran dan penyimpanan-Nya dari alam semesta
(trasendensi). Kedua gagasan alkitabiah ini harus dijaga keseimbangannya. Dalam
hal ini keduanya adalah sama dengan kasih dan keadilan Allah, yaitu karena
pengertian yang benar tentang yang satu diperoleh pada saat kita memandangnya
dari sudut pandang yang lainnya. Kalau salah satu terlalu di tekankan sehingga
merugikan yang satunya, maka hilanglah konsepsi teistis ortodoks. Kalau
imanensi di tekankan secara berlebihan, kita kehilangan konsepsi tentang Allah
yang berkepribadian. Sedangkan kalau transendensiNya yang di tekankan secara
alkitabiah, kita akan kehilangan pengertian tentang Allah yang aktif.
Kedua konsep ini melibatkan berbagai sifat kebesaran
dan kebaikan Allah. Diakui bahwa beberapa sifat Allah itu lebih cenderung
menunjukkan transendensiNya, sedangkan yang lain lebih cenderung menunjukkan
imanensiNya; namun, pada umumnya transendensi dan imanensi hendaknya dianggap
sebagai petunjuk bahwa dengan segala sifatNya, Allah berhubungan dengan dunia
ciptaanNya.
B.
Dasar
Alkitabiah
Imanensi adalah kehadiran dan
aktifitas Allah dalam alam semesta ini, dalam watak manusia, dan dalam sejarah.
Yeremia 23:24 menekankan kehadiran Allah di seluruh semesta alam ini.
Kisah-kisah penciptaan dalam kitab Kejadian, tentu saja, sangat menonjolkan
ketrlibatan Allah dalam menciptakan alam semesta ini. Dalam Kejadian 2:7 kita
membaca bahwa Allah menghembuskan napas hidup ke dalam manusia dan manusia
menjadi makhluk yang hidup. Yang di tekankan dalam ayat ini bahwa Allah aktif
bekerja dalam pola-pola tetap alam semesta ini. Dia adalah Allah atas alam,
atau hukum alam.
C.
Versi-versi
Imanentisme Modern
1. Liberalisme Tradisional
Liberalism
Tradisional, dengan berbagai tarat, telah menyaksikan Allah sebagai imanen di
dalam dunia ini. Sekalipun liberalism bukan naturalism, keduanya memiliki
kecenderungan-kecenderungan yang sama. Misalnya, terdapat kecenderungan untuk
beranggapan bahwa Allah hanya bertindak lewat proses-proses alam dan sama
sekali tidak lewat hubungan terputus yang radikal dengan alam (lewat mujizat).
Golongan liberal senang menerima konsep evolusi sebagai contoh diri karya
Allah. Dalam evolusi mereka melihat Allah sedang melaksanakan tujuanNya dengan
menggunakan sarana alamiah. Golongan liberal tidak bisa menerima bahwa tabiat
asli manusia telah tercemar oleh dosa; malah mereka beranggapan bahwa tabiat
manusia pada dasarnya baik dan dapat dikembangkan menjadi lebih baik.
2. Paul Tillich
Versi
imanentisme yang lain adalah Versi Paul Tillch. Tillch tidak menganggap Allah
sebagai suatu oknum di antara sekian banyak oknum lainnya. Dalam teisme
konversional, Allah adalah oknum yang mahatinggi, yang agung, yang tak
terbatas, namun tetap satu oknum di bandingkan dengan oknum yang lain yang
terbatas.
3. Teologi Kematian Allah
Proses ini
dilengkapi di dalam diri Yesus. Dengan lahirnya Yesus Kristus di dunia, Allah
secara tetap menjadi bagian dari dunia ini. Dengan demikian, kematian Allah
merupakan semacam tindakan bunuh diri Allah yang ada sejak dahulu kala itu,
yaitu dengan sukarela melepaskan statusNya yang paling mendasar. Allah tidak
lagi mempunyaio keberadaan yang terpisah dari manusia. Dengan datangNya Yesus,
mulailah sebuah proses pembaruan sifat ilahi, sehingga sekarang terdapat di
dalam hidup manusia.
Pokok-pokok
Tersimpul dalam pemahaman Imanensi
Dalam Alkitab Imanensi ilahi yang
diajarkan terbatas namun, mengandung berbagai iplikasi:
1) Allah tidak
terbatas kepada cara bekerja secara langsung untuk mencapai maksudNya
2) Allah dapat
saja memakai orang/organisasi yang tidak secar` terus terang bersifat Kristen
3) Kita harus menghargai semua yang
telah diciptakan oleh Allah
4) Kita dapat belajar sesuatu tentang
Allah dari ciptaanNya
5) Imanensi Allah berarti ada
titik-titik di man injil dapat menyentuh seorang yang belum percaya.
2. Transendensi
Hubungan Allah dengan dunia adalah transendensiNya.
Dasar Alkitab
Transendensi
merupakan tema khusus kitab Yesaya. Dalam pasal 55:8-9 kita membaca bahwa
pikiran Allah jauh melebihi pikiran manusia. Dengan demikian, transendensi
Allah di atas kita harus dipahami tidak sekedar dalam arti
kebesaranNya,kuasaNya dan pengetahuanNya, tetapi juga dalam arti kebaikan,
kekudusan, dan kemurnianNya.
Model-model
Transendensi
Tema
transendensi Allah-gagasan bahwa Allah terlepas dari dan bahkan mengungguli
alam semesta ini. Dapat ditemukan di seluruh Alkitab.
Model
Tradisional
Dewasa
ini agak sulit dan hampir mustahil bagi orang-orang yang terpelajar untuk
memahami transendensi Allah dengan cara demikian. Terdapat dua alas an yang
menyebabkan kesulitan ini, yakni pertama bersumber pada kebudayaan umum, dan
yang kedua bersifat teologis.
Model Karl
Barth
Pandangan
Barth khusunya terdapat dalam karya-karya awalnya, dan yang paling menonjol
adalah tafsiran atas kitab Roma. Dalam bukunya itu Barth menekankan Allah yang
tidak dikenal. Allah adalah lain sama sekali, jauh lebih tinggi dari semua dewa
lain yang ada pada zaman Paulus dan juga semua dewa ciptaan manusia modern.
Model tanpa
Ruang sqren Kierkegaard
model ini
banyak hal mempengaruhi Karl Barth. Namun beliau telah mengemukakan beberap
cara kreatif dalam mengungkapkan pemahamannya tentang transendensi ilahi. Yang
dimaksudkan dengan perbedaan kualitatif ialah bahwa perbedaan antara Allah dan
manusia bukanlah sekedar perbedaan tingkat dan juga seperti manusia, melainkan
lebih daripada manusia. Pada dasarnya Allah dan manusia merupakan jenis yang
berbeda sama sekali.
Model sejarah Teologi Pengharapan
Teologi
pengharapan tidak memikirkan hubungan Allah dengan dunia berkenaan dengan
kosmologi, melainkan memakai model sejarah. Transendensi Allah itu bersifat
eskatologis dan tidak berkenan dengan ruang. Allah tidak sekedar hidup di masa
lampau serta bekerja dari kejadian-kejadian masa lampau dan lebih tepat kalau
dikatakan bahwa Allah tampil pada batas-batas kehidupan dengan keterbukaanNya
terhadap masa yang akan datang.
Pokok-pokok yang tersimpul dalam
pemahaman Transendensi
Beberapa hal terkait dalam doktrin transendensi Allah
yang akan mempengaruhi beberapa keyakinan dan tindakan kita:
v Ada sesuatu
yang lebih tinggi dari manusia
v Allah tidak
mungkin dapat dijelaskan sepenuhnya menurut konsep manusia
v Keselamatan
kita bukanlah prestasi kita
v Senatiasa aka
nada perbedaan di antara Allah dan manusia
v Rasa hormat
merupakan sikap yang tepat dalam hubungan kita dengan Allah
v Kita akan
senantiasa mengharapkan tindakan Allah yang benar-benar Transenden.
BUKU KE DUA
Nama Buku : Teologi
Pengharapan Karangan Eka Budhi
Santosa Terbitan Andi Ofest
Tahun 2007
Buku Ini Saya
Baca Pada :
Jumat 28 September 2012
Isi Dan Hal
Yang Saya Dapat Dari Buku
:
TEOLOGI
PENGHARAPAN
Teologi pengaharapan muncul tahun 1960-an ketika ‘Kristen ateis’ tampil
ke depan. Pada saat itu pemahaman teologi ‘Allah Mati’ yang dikemukakan oleh
Friedrich Nietzsche juga sangat gencar. Teologi pengharapan bersumber dari
pemahaman eskatologi Albert Schweitzer pada permulaan abad ke-20 yang banyak
mengarahkan teologi ke masa depan, bukan masa lampau atau masa sekarang.
Teologi ini melihat hubungan iman dan sejarah begitu kuat.
Para teolog teologi pengharapan menolak membagi dua sejarah menjadi
sejarah sekuler dan sejarah kudus. Bagi mereka hanya ada satu sejarah yakni
sejarah di mana Allah menyatakan diri sejarah tidak langsung di dalamnya. Pengharapan
Kristen adalah sebuah antisipasi dari sejarah masa depan yang akan menjadi
sebuah pemenuhan dari janji Allah secara langsung di dalam Yesus Kristus. Masa
kini sangat berarti kaerna akan berhubungan dengan kemungkinan-kemungkinan masa
depan.
Seperti marxisme, teologi pengharapan berada di luar teologi tradisional,
dengan sebisa mungkin berperan dalam semua aspek kehidupan dunia, termasuk
bidang politik, sosiologi, dan etik. Pemikiran teologi pengharapan banyak
berpengaruh pada pemikiran teolog di dunia ketiga. Tokoh-tokoh dari teologi
pengharapan ini adalah Jurgen Moltmann (Reformed), Wolfhart Pennenberg
(Lutheran) dan Johannes Metz (Katolik Roma).
A. Jurgen Moltmann
A. Jurgen Moltmann
Jurgen Moltmann lahir di Hamburg, Jerman, pada tahun 1926. Ia adalah
seorang professor teologi sistematika dari Universitas Tubingen. Ia mulai ide
tentang pengharapan manusia ketika ia ditahan sebagai tahanan perang di
Inggris, di mana pengharapan selalu berada di antara hidup atau mati. Pada
tahun 1948 ia mulai belajar teologi di Tubingen di sana ia memperoleh gelar
doktornya. Setelah selesai belajar teologi, ia menjadi pendeta jemaat. Setelah
tamat ia mengajar di Seminari Gereja di Wuppertal kemudian ke Universitas Bonn
sebelum ia Tubingen tahun 1967.
Perang Dunia (PD) II telah membawa Eropa porak poranda dan membawa
pengalaman yang sangat mengecewakan. Perang dingin juga selama tahun 1950an dan
1960an membawa ancaman bencana nuklir. Para pemuda memberontak terhadap situasi
dengan berdemonstrasi di kampus-kampus mereka. Sementara di Jerman sendiri,
terjadi perdebatan antara pengikut-pengikut komunis dengan kapitalis, antara
pengikut Marxisme dengan orang Kristen. Moltmann sangat dipengaruhi oleh
seorang temannya yang Marxisme, Ernst Bloch, dan juga dipengaruhi oleh
perdebatan antara Marxist denga orang Kristen di kampus Tubingen. Hasilnya, ia
mampu menghasilkan tiga buah buku teologi yang sangat berpengaruh, yaitu
Theology of Hope (1965), The Crucified God (1974) dan The Church in the Power
of the Holy Spirit (1977). Melalui buku Theology of Hope Moltmann mengemukakan
bahwa Allah dalam Alkitab memiliki masa depan sebagai hakekat-Nya yang
sebenarnya oleh karena itu Dia yang selalu ada di depan kita dan yang
mempertemukan kita dengan janji-janji di masa depan.
Dalam kaitannya dengan pengaharapan, Moltmann mengemukakan bahwa
kekristenan adalah pengharapan yang terarah dan bergerak ke depan, yang juga
sekaligus menggerakkan dan mengubah masa sekarang. Ini berbeda dengan pemahaman
tradisional yang melihat bahwa eskatologi adalah doktrin zaman akhir. Menurut
Moltmann penafsiran seperti ini tidak cukup. Pengharapan Kristen terdiri dari
dua hal yaitu sesuatu yang diharapkan dan pengharapan yang diinspirasikan dari
yang diharapkan itu. Eskatologi Kristen berbicara mengenai Yesus Kristus dan
masa depan di dalam Dia.
Ada beberapa pendapat Moltmann:
pertama, pengharapan bukanlah sebuah utopia yang tidak dapat digenapi. Dengan
mengikuti Calvin, Moltmann mendefenisikan pengharapan sebagai harapan akan
hal-hal yang diterima oleh iman sebagai sesuatu yang telah dijanjikan Allah.
Jadi dalam iman kita percaya bahwa Allah adalah benar, sementara pengharapan
menunggu waktu pemenuhan kebenaran dinyatakan.
Dalam pendapat Moltmann, dosa mewujud dalam ketidakberpengharapan yang
terdapat dalam dua hal: anggapan dan keputusasaan. Anggapan terjadi apabila
seseorang mencoba untuk mengantisipasi apa yang diharapkan dari Tuhan tanpa
janji Tuhan. Sedangkan keputusasaan terjadi apabila seseorang mengatisipasi apa
yang tidak dipenuhi dari apa yang dijanjikan.
Kedua, sisi lain yang dilihat Moltmann di sini adalah janji. Baginya,
janji adalah pernyataan akan datangnya suatu kenyataan yang belum ada. Janji
ini menghubungkan manusia dengan masa depan yang di dalamnya ada sejarah. Dalam
masa antara janji dan penggenapannya terdapat kebebasan untuk patuh atau tidak
patuh, berharap atau kecewa. Menurutnya, Allah menunjukkan kasih setia-Nya
dengan membawa janji-janji-Nya ke masa depan.
Ketiga, menurut Moltmann pentingnya eskatologi dapat dilihat dalam
penyaliban dan kebangkitan Kristus. Makna dari kedua hal ini tidak terletak
pada masa lampau dan masa sekarang tetapi lebih banyak pada masa depan. Ia
mengatakan bahwa melalui janji, masa depan yang masih samar telah diberitakan
dan mendesak untuk diberitakan pada masa sekarang melalui pengaharapan. Di sini
terdapat dua hal yang saling bertentangan kematian dan kehidupan, Allah yang
tidak hadir dan Allah yang dekat, keinginan Allah meninggalkann manusia dan
kemuliaan Allah. Sintesa dari kontradiksi ini adalah janji pembaharuan oleh Allah
di masa depan. Janji ini belum dipenuhi karena Kristus sudah bangkit tetapi dia
adalah jaminan janji tersebut. Kedatangan Kritus bukan hanya merupakan
penyataan akan kenyataan tetapi penyataan akan apa yang belum terjadi.
Keempat, gereja berperan dalam misi di mana gereja berpartisipasi dalam menyatukan manusia dengan sesamanya, masyarakat dengan alam, dan ciptaan dengan Tuhan.
B. Wolfhart Pannenberg
Pannenberg lahir pada tahun 1928 di Szczecin, Polandia. Pada tahun 1955
ia menjadi dosen ilmu teologi di Heidelberg. Kemudian ia menjadi professor
teologi sistematis di seminari gereja di Wuppertal pada tahun 1961. Kemudian
pindah lagi ke Universitas Munchen tahun 1968. Ia adalah seorang Lutheran
Jerman yang belajar teologi di Gottingen, Basel, dan Heidelberg. Titik
berangkatnya adalah kerajaan Allah yang dimengerti sebagai eskatologi masa
depan yang dibawa oleh Tuhan sendiri. Kerajaan Allah dan keber-ada-an
(existence) Allah tidak dapat dipisahkan satu dari yang lainnya, keber-ada-an
Allah masih berada dalam proses pemenuhannya. Ide bahwa kerajaan Allah berada
pada masa depan, namun tidak dapat dikatakan bahwa Allah hanya ada pada masa
depan tetapi Ia sudah berada pada masa lampau dan masa sekarang.
Di dalam sejarah Allah menyatakan diri-Nya kepada manusia melalui
peristiwa-peristiwa sejarah. Menurut Pannenberg, Yesus Kristus adalah penyataan
Allah yang terakhir. Apa yang terjadi pada kebangkitan Yesus bukanlah sesuatu
yang terjadi pada masa sekarang tetapi memberi harapan masa depan bagi
kekristenan.
Gereja hanya dapat dipahami dalam
hubungannya dengan dunia. Titik utama gereja adalah kerajaan Allah yang yang
berhubungan dengan masa depan.
C.
Johannes Baptist Metz
Ia adalah seorang Roma Katholik, professor teologi di Universitas
Munster. Mengenai hubungan iman dengan politik adalah iman Kristen mesti
dinyatakan melalui praktik dalam sejarah dan masyarakat yang dimengerti sebagai
harapan di dalam solidaritas dengan Allah. Tugas gereja di dalam dunia menjadi
satu dengan dunia di mana gereja hadir untuk semua orang. Gereja hadir untuk
berjuang untuk penderitaan masyarakat.
KAJIAN ALKITAB TERHADAP TEOLOGI PENGHARAPAN
Penyataan
Moltmann melihat penyataan diri Allah di masa depan, tidak pada masa lampau dan kini. Ia adalah Allah masa depan. Pendapat ini bertentangan dengan pandangan Alkitab yang menyatakan bahwa Allah itu kekal, yang berkuasa pada masa lampau, sekarang dan di masa depan (Mzm. 93:2). Tanpa mengakui Allah yang telah bekerja pada masa lampau dan masa sekarang, orang tidak akan dapat meyakini janji yang diberikan untuk masa yang akan datang. Justru dengan melihat karya Allah yang telah dan sedang terjadi maka orang akan yakin bahwa janji Allah akan dipenuhi.
Moltmann melihat penyataan diri Allah di masa depan, tidak pada masa lampau dan kini. Ia adalah Allah masa depan. Pendapat ini bertentangan dengan pandangan Alkitab yang menyatakan bahwa Allah itu kekal, yang berkuasa pada masa lampau, sekarang dan di masa depan (Mzm. 93:2). Tanpa mengakui Allah yang telah bekerja pada masa lampau dan masa sekarang, orang tidak akan dapat meyakini janji yang diberikan untuk masa yang akan datang. Justru dengan melihat karya Allah yang telah dan sedang terjadi maka orang akan yakin bahwa janji Allah akan dipenuhi.
Sementara Pannenberg melihat sejarah sebagai alat penyataan Allah dan
menolak penyataan khusus ada sekarang. Teologi pengharapan yang dibangun oleh
Pannenberg tidak memiliki dasar yang kuat. Memang betul bahwa Allah berkarya
dalam sejarah dan melalui sejarah manusia dapat melihat bahwa ada Allah yang
bekerja. Namun demikian karena sejarah sehingga kita tidak dapat melupakan
penyataan khusus Allah yaitu Yesus Kristus (1 Kor. 3:11)
Dosa
Teologi pengharapan hanya melihat dosa sebagai ketidakberpengaharapan. Jelas sekali dalam seluruh berita Alkitab bahwa dosa adalah pemberontakan kepada Tuhan. Dosa ini berakibat fatal karena menjauhkan manusia dari Tuhan sebagai sumber kehidupannya. Akibat dosa dirasakan oleh manusia dan seluruh alam semesta. Kebangkitan Kristus memulihkan hubungan yang tidak beres dengan Tuhan. Ketidakberpengharapan pada janji Tuhan hanyalah salah satu bentuk manifestasi dosa.
Teologi pengharapan hanya melihat dosa sebagai ketidakberpengaharapan. Jelas sekali dalam seluruh berita Alkitab bahwa dosa adalah pemberontakan kepada Tuhan. Dosa ini berakibat fatal karena menjauhkan manusia dari Tuhan sebagai sumber kehidupannya. Akibat dosa dirasakan oleh manusia dan seluruh alam semesta. Kebangkitan Kristus memulihkan hubungan yang tidak beres dengan Tuhan. Ketidakberpengharapan pada janji Tuhan hanyalah salah satu bentuk manifestasi dosa.
Hakikat Allah
Teolog teologi pengharapan mengatakan bahwa Allah menjadi sungguh-sungguh
Allah pada saat janji-Nya sudah digenapi. Allah tidak bergantung pada apapun
juga untuk membuktikan keallahan-Nya. Apakah janji-Nya digenapi atau tidak, Ia
tetaplah Allah. Namun di dalam keseluruhan Alkitab jelas dinyatakan bahwa Allah
selalu menggenapi janji-Nya karena kasih setia-Nya (Mzm. 136). Ia telah
menyatakan diri-Nya dalam sejarah dan diakui oleh manusia sebelumnya bahwa Ia
adalah Allah.
Dalam pandangan teolog pengharapan, Allah menjadi satu bagian dari waktu
yang bergerak maju menuju ke masa depan. Allah menyatakan diri sekarang melalui
janji-Nya. Ia beserta segala mahkluk ciptaan bersama “terperangkap” dalam
kurungan waktu yang telah Ia ciptakan. Allah dan manusia tidak mengenal masa
depan. Jika demikian, inti dari pemahaman teolog teologi pengharapan adalah
Allah bukanlah Allah yang berkuasa atas ciptaan-Nya tetapi justru dikuasai oleh
ciptaan-Nya sendiri. Kalau Ia adalah Allah yang dikuasai oleh waktu maka
tentunya Ia tidak dapat memenuhi janji-janji-Nya. Dalam pandangan Alkitab,
Allah adalah Pencipta waktu dan Ia berdiri di luar waktu. Pandangan tradisional
mengatakan bahwa Kristus adalah Allah yang kekal. Ia tidak berubah, baik
kemarin, hari ini, dan selamanya (Ibr. 13:8).
Eskatologi teolog teologi pengaharapan berpusat pada manusia yang mesti
memandang ke masa depan, bukan pada Yesus Kristus.
Kebangkitan Kristus
Pandangan teologi pengharapan yang meragukan kebangkitan tubuh Kristus,
berimplikasi pada tidak adanya kuasa yang mampu menyelamatkan seluruh umat
manusia dari kuasa maut. Padahal kematian dan kebangkitan Kristus ini adalah
merupakan jaminan Allah akan adanya kebangkitan yang akan datang. Yaitu suatu
fakta sejarah yang memberi makna pada masa depan bagi orang-orang percaya.
Kristus yang sudah bangkit itu adalah “buah sulung kebangkitan”
.Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara
orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Sebab
sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan
orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang
mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan
kembali dalam persekutuan dengan Kristus. Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya:
Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada
waktu kedatangan-Nya. (1 Kor 15:20-23)
Orang-orang itu sangat marah karena mereka mengajar orang banyak dan
memberitakan, bahwa dalam Yesus ada kebangkitan dari antara orang mati (Kis
4:2).
Sementara Pannenberg hanya mengarahkan perhatian pada Yesus di masa depan. Dalam hal kebangkitan Yesus, Pannenberg mengatakan bahwa penampakan diri Yesus merupakan awal berdirinya gereja.
Sementara Pannenberg hanya mengarahkan perhatian pada Yesus di masa depan. Dalam hal kebangkitan Yesus, Pannenberg mengatakan bahwa penampakan diri Yesus merupakan awal berdirinya gereja.
KESIMPULAN
Teologi pengharapan memiliki beberapa pelanggaran prinsip-prinsip penafsiran dan dibangun di atas pra-anggapan naturalisme. Kesalahan tersebut terutama dalam menafsirkan tentang makna kematian dan kebangkitan Kristus, yang juga akan berimplikasi pada konsep tentang dosa.
Teologi pengharapan memiliki beberapa pelanggaran prinsip-prinsip penafsiran dan dibangun di atas pra-anggapan naturalisme. Kesalahan tersebut terutama dalam menafsirkan tentang makna kematian dan kebangkitan Kristus, yang juga akan berimplikasi pada konsep tentang dosa.
Pandangan eskatologi teologi pengharapan lebih bersifat utopis (pengaruh
Marxisme?). Dengan demikian pengharapan eskatologis teologi pengharapan sama
sekali tidak mempunyai dasar untuk berharap. Kristus bukanlah dasar untuk
berharap bagi teologi pengharapan dan Allah bagi mereka bukanlah Allah Yang
Maha Kuasa. Hal ini merupakan bentuk ketidakpercayaan kepada Allah. Ketidak
percayaan yang mencoba untuk berlindung dibawah kebenaran Kristen, tetapi
sekaligus menyangkali kebenaran dari kepercayaan Kristen tersebut. Pengharapan
tidak memberi pengaharapan pada orang-orang berharap.
BUKU KE III
Nama Buku : Teologi Iman & Perbuatan Dari Sudut
Pandang
Orang Awam Karangan Benny Terbitan Andi
Ofset Tahun 2008
Buku Ini Saya Baca Jujur Pada : Senin 15 Oktober 2012
Isi Dan & Hal Yang Di Dapat
Dri :
Teologi Iman
dan keselamatan dr sudut pandang orang awam
Teologi A (arminianus) mengatakan keselamatan adalah karena
iman, pertobatan dan perbuatan. Maka akan terus mengobarkan semangat untuk berbuat
baik karena imannya bisa tak bertumbuh dan mati tanpa perbuatan baik.
Teologi C (calvinis) mengatakan keselamatan hanya oleh
anugerah Allah (sola gratia) yg dikerjakan oleh triune god (Allah tritunggal)
Bapa memilih, Anak mati untuk menebus dosa orang2 pilihan dan Roh Kudus
menjadikan penebusan itu efektif pada orang2 percaya yg dipilih Allah, sampai
pada akhir jaman. Jadi kedaulatan Allah yg berdaulat penuh dan bukan pilihan
manusia.
Sedang teologi B (Bercampurnya
aliran A dan C menjadikan aliran B=benar) mereka melihat keindahan aminianus
dan calvin dan menyatakan kita diselamatkan krn anugerah Allah yg bekerjasama
dg perbuatan kita. Sehingga kedaulatan Allah tdk begitu ditekankan dan
kebanggaan manusia akan Allah didasarkan perbuatan akan ada, tetapi jika kita
mempunyai anugerah mengapa takut berbuat? Kaum B memang tak bisa tidak akan
lebih condong dan terpengaruh pada kaum Arminianus yg juga menyertakan jasa
perbuatan manusia.
Orang awam yg sehariHari mungkin
berdagang, ke kantor dan pelajar umum akan bingung mana yg benar dan harus
diikuti. Orang awam akan melihat dan merasakan dulu baru akan memutuskan. Dan
dilihat dari apa yg dilakukan kaum arminian awalnya lebih mengena di hati.
Dikebaktian mereka cara mereka menyambut tamu, mengajak orang ke kelompok sel
dan memberikan perhatian mereka begitu ramah dan hangat, sampai orang awam
berpikir kok bisa ya mereka sebaik ini, sehingga akhirnya kita mau ikut semua
kata mereka.
Sekian lama bergabung orang awam ini mulai mengikuti
kotbah-khotbah kaum Arminian A dan B yg disampaikan pengajar pengajar mereka yg
dapat dicuplikkan sbb:
- Jangan berbuat dosa atau rencana2 Allah yg hebat tidak akan sampai padamu.
- Kalau ada pamanmu atau bukan keluarga inti yg mati/sakit dihari minggu dahulukan ke gereja, Kalau perlu lupakan membesuk dan niscaya Tuhan akan memperhitungkan hal itu sbg kebenaran..
- Gereja ini akan melatih tim penegur spy jemaat tidak main2 dg dosa. “hey kemana kamu hari minggu dan senin, kok tidak ibadah raya dan kelompok sel?” kata tim penegur. “rumah saya kebanjiran kak.” “saya bersimpati pdmu, tapi ingat saudaraku rumah kebanjiran saja sudah menyerah ingat juga perjuangan Yesus, petrus dan paulus gak perduli ama bahaya mereka tetap beribadah. Jangan mencuri kemuliaan Tuhan tetap datang ke gereja walau banjir dan Tuhan akan memberkatimu.”
- Pendeta berkata: gereja ini karena sungguh2 ikut Tuhan telah diberi kuasa. Besok kita adakan kebaktian pengurapan, yg datang akan mendapatkan kuasa lewat penumpangan tangan, krn Tuhan telah berjanji. Inilah berkat dari Tuhan bagi orang2 yg setia dan sungguh2 taat.
- Krn saya sudah menumpangkan tangan atas jemaat, maka kuasa itu telah ada padamu, sbg pendeta yg dikhususkan Tuhan dan demi kepentingan jemaat, jika ada seorang yg sakit, jatuh dosa dan digodai iblis jangan lupa pakai kuasa itu tengking DALAM NAMA YESUS, maka sakit, dosa dan roh jahat pasti dikalahkan indah bukan.
- Kalau anak saudara sudah berumur 6 tahun dan sudah bisa membaca, segera beri alkitab, jgn buku lain yg bersifat duniawi krn itu dosa dan tidak berkenan dihadapan Tuhan.
- Kita menyembah hanya satu TUHAN yg memberi kuasa pd hamba yg berkenan padaNYA dan bukan berhala jika ada patung2, lukisan2 bali, barang2 porselin tiongkok, oleh2 dr tanah banten berarti engkau menyimpan berhala. Bakar DALAM NAMA YESUS.
- Pada altar call: “sebelum melakukan pengakuan iman ini pada kristus saya bertanya adakah pada saudara kuasa kegelapan jimat dan keturunanmu entah bapak, kakek, buyut, eyang yg memegangnya? Krn jika tidak diakui kuasa dan kasih kristus akan terhambat bekerja.” Siapa yg gak takut dan pusing mengingat2 rentetan nenek moyangnya dan berpikir ada kali ya nenek saya yg pegang jimat sehingga ia berpikir Tuhan takkan berkenan padanya.
Banyak contoh pengajaran lain dan kini
orang awam itupun mengerti mengapa para penyambut tamu dan jemaat itu begitu
ramah di gereja dan agak buas di luar gereja. Karena pendeta2 mereka
mengajarkannya!! mereka takut jika mereka tidak melakukannya tidak berkenan
pada Allah dan kehilangan keselamatannya. Di luarnya kelihatan ramah dan manis.
Tapi pada kenyaatannya mereka mudah marah, putus asa dan jatuh, kasihan krn
mereka merasa memikul beban2 berat pengajaran pendeta2 itu, dan takut kalau tak
menerimanya akan dibenci Tuhan. orang yg penuh beban memang akan lebih mudah
jatuh krn tawaran yg menggiurkan sebagai balas pelepasan beban2 itu. Maka itu
terkutuklah para pengajar sesat. Yg suka memaksa dan berkata saya pilihan Tuhan
dan berhak menjadi pengajar sekehendak hatinya.
Sedang kaum calvinis/augustianus kebalikan teologi
arminianus mengajarkan hal2 dari pengamatan firman Tuhan yg ketat dan diajarkan
secara habis-habisan bahwa keselamatan karena anugerah Allah yg berdaulat. Maka
kaum arminianus berdebat dengannya dan kaum B mendukung tidak benar itu
calvinis masa Cuma krn anugerah kita diselamatkan. Tapi lewat anugerah dan
perbuatan itu yg benar.”
Orang awam ini pun berkata: "memang keselamatan
dianugerahkan dalam Tuhan Yesus Kristus dan kita percaya akan hal itu. Tetapi
mengapa harus ditambahkan kata perbuatan hanya karena engkau membaca yakobus
pasal 1-5 ttg perbuatan dan kamu belum mengertinya juga? Krn kalau keselamatan
telah dianugerahkan lewat iman krn kasih karunia kristus apalagi yg perlu kita
perbuat? Maksudku jika bapakku membelikan aku tas yg bagus karena aku anaknya,
apakah lagi yg hrs aku perbuat atau untuk membuktikan aku anaknya sekalipun aku
tak berterimakasih atau nanti mungkin aku merusak pemberian ayah itu? Hal itu
telah diberikan dan suatu hal yg aneh jika aku menambahkan suatu tulisan yg
bagus pada tas itu : pemberian bapakku krn itu ia memang bapakku dan aku
anaknya.” Tak perlu digembar-gembor ditambah-tambahi spt itu ia tetap bapakku
sampai selamanya.
Bagi org awam aneh perkataan kaum arminian seolah2
tanpa sengaja mereka mengungkap jati diri mereka sebenarnya tanpa sadar siapa
mereka dihadapan Bapa. Seolah2 mereka masih ragu akan status mereka dihadapan
Bapa sehingga perlu menambah2kan kata indah perbuatan atas anugerah yg Cuma2
itu dan takut kehilangan kalau tidak berbuat baik maka keselamatan yg telah
diberikan itu akan hilang, itu bukanlah anugerah lagi, karena siapa yg layak
kalau dilihat dari segi kelayakan atau siapa yg begitu sempurna dlm kebaikan
jika ingin melihat perbuatan Mereka masih takut mereka tak diakui Bapa. Tentu
jika mereka telah sungguh2 percaya mereka akan bersukacita atas anugerah
keselamatan yg Tuhan beri sekarang sampai selamanya. tak perduli suatu hari
mereka berbuat jahat. Krn itulah disebut anugerah yg besar kasih yg melampaui
diri kita sebagai manusia dalam natur daging dan dosa.
Kesimpulan
Jika kita begitu yakin akan keselamatan kita lalu kaum
arminian berkata tentu kamu akan berbuat semaumu seenaknya toh kamu tetap
selamat. Inilah bedanya jati diri mereka yg tidak mau bersatu dalam anugerah
allah dan memisahkan diri menjadi 2 golongan aku dan kamu. Mereka menyangka
seolah-olah orang itu seperti dirinya yg memang selama ini berbuat semaunya,
mengajar semaunya menegur semaunya dan dosa dosa lain semaunya. Inilah paradoks
dari mereka.
BUKU KE EMPAT
Nama Buku : Teologi Perjanjian Baru Jilid 1 Karangan “George
Eldon
Ladd” Tahun 1990 Penebit Gandum Emas
Buku Ini Saya Baca Pada : Senin 24 September 2012
Buku Ini Saya Baca Pada : Senin 24 September 2012
Dengan Membaca
Secara Jujur Maka Isi Yang Saya Dapat Dari Buku Ini Adalah :
a.
Mesias
Konsep mengenai Mesias (Christos = Mashiah = Yang Diurapi) adalah konsep
Kristologi yang paling penting secara historis bukan secara teologi, karena hal
itu menjadi cara umum untuk menunjukkan pengertian Kristen tentang Yesus. Dalam
kitab Perjanjian Lama, Mesias yang akan datang kedunia berasal dari keturunan
anak Daud, dan ketika Ia datang dalam 2 Samuel 7:12 dst. Menjanjikan bahwa
Kerajaan Daud tidak akan berakhir sampai selama-lamanya. Dan gagasan Mesianis
dalam Yudaisme dan pengharapan Mesianis dalam kitab-kitab yang hampir setiap
gagasan mengenai Mesias memiliki konsep pengertian yang berbeda dengan Yesus
karena Kemesiasan yang dilaksanakan Yesus sangatlah berbeda dengan konsep
pengertian mereka. Meskipun demikian kita dapat menyimpulkan dan mengamini
bahwa Yesuslah Mesias yang dimaksudkan di kitab Perjanjian Lama yang sebelumnya
telah dinubuatkan oleh para nabi-nabi, walaupun Yesus tidak membuat klaim
secara terbuka bahwa Dia adalah Mesias, sebab seandainya Yesus secara terbuka
sudah memploklamirkan diri-Nya sebagai Mesias, maka pemberitaan itu pasti
dianggap oleh orang banyak sebagai satu pengerahan masa untuk memberontak
melawan pemerintahan Romawi yang pada saat itu menjajah bangsa Israel, dan Ia
sendiri tidak menolak Kemesiasan yang diterapkan kepada-Nya.
b. Anak Manusia
Dalam Injil tradisi sebutan Anak Manusia
adalah cara yang paling disukai Yesus untuk menyebut diri-Nya sendiri, bahkan
itulah sebutan yang digunakan Yesus secara bebas. Kedua sebutan itu tidak
pernah di pakai oleh orang lain untuk menyebut Yesus. Banyak pendapat-pendapat
pakar Teolog yang berbeda-beda mengenai Anak Manusi yang dimaksudkan atau yang
dipakai Yesus untuk menyebut diri-Nya dalam Injil Sinoptis. Namun walaupun
demikian kita dapat mempertahankan bahwa posisi kritis yang kokoh adalah
kenyataan bahwa dari semua Perjanjian Baru hanya Yesus sendirilah yang
menggunakan instilah Anak Manusia untuk menyebutkan diri-Nya sendiri.
c. Persoalan Mesianis
c. Persoalan Mesianis
Persoalan ini harus dihadapi dengan sungguh-sungguh. Injil melukiskan seorang yang menyadari bahwa didalam-Nya ada sesuatu yang melebihi akal. Ia adalah Mesias yang didalam-Nya pemerintahan kerajaan Allah telah datang kepada manusia, tetapi dalam hali ini Ia bukan Mesias yang nasionalistis dan politis seperti pengharapan Yahudi Kontemporer. Ialah yang di urapi Tuhan untuk menggenapi janji-janji Mesianis dalam Perjajian Lama, tetapi penggenapannya terjadi dalam alam rohani, bukan dalam alam sosial politik. Dan yang perlu kita pahami dan imani bahwa sifat Allah dan sejarah punya tempat untuk Yesus yang digambarkan Injil yang memungkinkan kita dapat memahami, dan menerima kesaksian Alkitabiah.
Kesimpulan
Misi Mesianis Yesus Bertujuan untuk mempersiapkan manusia bagi Kerajaan Allah yang akan datang yang didahului dengan adanya yang dimana Yesus mengalami penderitaan dan kematian-Nya dikayu salib. Dan Yesus selalu mengharapkan kedatangan kerajaan eskatologis yaitu saat hukuman akhir akanmemisahkan manusia ; yang benar masuk kedalam kehidupan dan berkat-berkat keerajaan itu dan yang berdosa masuk kedalam malapetaka hukuman.
BUKU KE LIMA
Nama Buku : Theologia Sukses Karangan
Ir Herlianto MTh
Tahun 1992 Penerbit BPK gunung mulia
Buku Ini Saya Baca Jujur Pada : Minggu 30 September 2012
Hal Yang Saya Dapat-Kan Adalah :
A.Pendahuluan
Perkembangan Teologi sukses tidak
lepas dari pengaruh perkembangan dunia yang makin lama makin Materialistis dan
bermewah-mewah, dimana uang dan materi (Mamon) dipuja-puja dan dikejar-kejar.
Dalam situasi Materialisme yang meluas itu tidak dapat dihindarkan terjadinya
kekosongan Rohani yang luar biasa, sebab dalam kenyataannya ternyata manusia
tidak dapat dipuaskan dengan pemuasan materi saja.
Teologi sukses atau injil sukses
sehingga juga dikenal injil-injil kemakmuran, kelimpahan, berkat. Allah kita
adalah Allah maha besar kaya dan penuh dengan berkat dan manusia yang beriman
pasti akan mengalami kehidupan yang penuh dengan berkat pula, kaya, sukses dan
berkelimpahan materi.
Dalam pandangan ini seorang Kristen
yang beriman seharusnya hidup dalam kekayaan dan kelimpahan materi sebagai
tanda bahwa kehidupannya diberkati oleh Tuhan. Karena sekarang umat Kristen
telah mengalami pemulihan. Sebaliknya orang Kristen yang tidak kaya dan hidup
dalam kekurangan dianggap sebagai yang mempunyai iman yang lemah dan tidak
diberkati Tuhan.
Pandangan ini diterima di kalangan
gereja, terutama dalam menentang ajaran Ginostik yang menganggap kejahatan
melekat pada materi. Pertemuan jiwa manusia dan materi dianggap sebagai dosa.
“Theologi” sukses menjadi satu
fenomena tersendiri yang sangat mempengaruhi Kekristenan sejak abad ke 20.
Hampir tidak ada orang Kristen yang tidak dipengaruhi oleh “theologi” sukses.
Bahkan yang menolak theologi inipun sering kali tanpa sadar ataupun secara
sadar sebenarnya mempraktikkan dan mengakui theologi ini. Tapi harus
menolaknya, karena merasa theologi ini bertentangan dengan doktrin dan
pengajaran di gereja/ alirannya. Sebenarnya lucu, menolak dan melawan, tapi
mempraktikkan dan mempergunakan nilai-nilai dari “theologi” sukses untuk
menilai banyak hal.
B. Munculnya Teologi Sukses
Kalau mau diteliti lebih jauh,
sebenarnya dimulai sejak manusia jatuh dosa. Dalam keberdosaan, maka manusia
mengalami kesulitan dalam keluarga, pekerjaan, sakit-penyakit dan berbagai
masalah dan musibah. Maka kesuksesan, adalah kalau bisa lepas dari kesulitan,
bebas dari permasalahan keluarga, sakit-penyakit dan kemiskinan. Jadi,
sebenarnya dasar dari “theologi” sukses adalah respon dari kesulitan karena
manusia jatuh dalam dosa dan ingin lepas dari semua kesulitan itu. Sebenarnya
semua manusia dan agama apa pun adalah penganut “theologi” sukses.
Dari kecil, orang tua dari agama dan
kepercayaan apa pun sudah mengajarkan anak-anaknya, bagaimana caranya agar
hidup tanpa masalah, menghindari sakit dan bisa kaya. Ukuran kesuksesan
seseorang dinilai dari berapa banyak gelar, jabatan, uang, dan materi yang
dimilikinya. Orang cacat, sakit-sakitan, orang miskin, pekerja-pekerja rendahan
tidak ada yang menghargai. Kecuali, kalau tidak bisa mendapatkan hal-hal yang berharga,
baru mulai memikirkan ukuran kesuksesan yang lain.
Dalam Kekristenan, hanya dengan
menambahkan Tuhan di dalamnya, bahwa Tuhan menginginkan kita semua tidak pernah
sakit, kaya dan tidak bermasalah, tidak ada penderitaan, dan semuanya bisa
diminta kepada Tuhan. Menjadikan theologi ini bertumbuh dengan subur, karena
kebutuhan akan kenikmatan yang semakin lama semakin tinggi, serta budaya
konsumerisme, semakin membuat “theologi” sukses bertumubuh dengan pesat di
dalam Kekristenan.
ISI
A.
Pandangan
Teologi Sukses Menurut Kharismatik
Sejak manusia jatuh dalam dosa, maka
manusia akan terus mengalami penderitaan sampai mati. Siapa pun dia, pasti akan
mengalami saat sakit dan harus mati, permasalahan keluarga, dan justru
orang-orang yang betul-betul menjalankan kehendak Allah, biasanya hidupnya
menderita. Karena dunia yang berdosa ini tidak menginginkan ada yang melakukan
kehendak Allah. Orang-orang yang kelihatan sukses dan memiliki banyak hal,
kebanyakan (meskipun tidak semua) adalah orang-orang yang kompromi, mengikuti
arus dunia dan hanya memanfaatkan Tuhan untuk dirinya. Maka, hidup ini hanyalah
menghadapi satu penderitaan dan penderitaan yang lain. Orang-orang yang
kelihatan sukses dan kaya, juga memiliki kesulitan dan permasalahan yang
besar.Sehingga penderitaan tidak bias dilepaskan dari hidup ini sampai mati.
Itu sebabnya, theology Penderitaan adalah theologi yang lebih realistis
dibandingkan dengan “theologi” sukses.
Meskipun demikian, theologi yang
paling realistis adalah theologi Kenikmatan. Sejak dari penciptaan, yang ada
hanyalah kenikmatan. Bebas dari dosa dan penderitaan dan Tuhan sediakan semua
kenikmatan. Tuhan memberikan segala kenikmatan yang membuat manusia pertama
bias memuliakan dan menikmati Tuhan. Sayang sekali, sejak manusia jatuh dalam dosa
maka kenikmatan pemberian Tuhan sepertinya menghilang dan manusia mencari
kenikmatan yang berbeda dan sementara. Tetapi, bagi orang-orang pilihan yang
percaya kepada Kristus, kenikmatan yang merupakan anugerah Tuhan dipulihkan
kembali dan terus bertumbuh sebagai persiapan untuk kekekalan, sampai
selama-lamanya.
Theologi Kenikmatan tidak membuang
penderitaan dalam kesementaraan ini. Bahkan biasanya penderitaan yang membuat
banyak orang percaya bias melihat sumber kenikmatan yang sejati dan
menikmatinya. Dan penderitaan dan kekurangan menjadi pelajaran yang berharga
bagaimana menikmati semua pemberian Tuhan dalam sehat dan kelimpahan. Meskipun
demikian theology kenikmatan, menyadari bahwa penderitaan hanya diperlukan
dalam kesementaraan ini dan bukan untuk kekekalan. Karena dari penciptaan,
Tuhan tidak menciptakan manusia untuk menderita selama-lamanya, tapi justru
mempersiapkan manusia untuk kenikmatan sampai selama-lamanya. Masalahnya
manusia tidak bisa mengerti kalau langsung menikmati sampai selama-lamanya,
maka ada proses yang dipakai oleh Tuhan untuk membentuk manusia, dan Tuhan
mengijinkan penderitaan yang dipakai sebagai alat dalam proses ini.
Jadi, mari kita melihat kenikmatan
yang sejati sebagai anugerah Tuhan dan kita betul-betul bisa menikmatinya, sekalipun
dunia mengatakan kita tidak sukses, menderita dan banyak masalah, tapi justru
kita bisa lebih menikmati segala sesuatu pemberian Tuhan baik dalam kekurangan
atau kelimpahan, sehat atau sakit, sampai maut memisahkan kita dari penderitaan
dan kita bisa menikmati segala kelimpahan yang disediakan Tuhan. Dari sekarang
kita harus belajar menikmati, sebagai persiapan
untuk kekekalan di mana kita bisa
menikmati semua pemberian Tuhan dengan bebas, dan lebih khusus lagi, sumber
berkat itu sendiri yang harus kita nikmati.
KESIMPULAN
Kalau kita betul-betul
memeperhatikan dan membandingkan keseluruhan Alkitab, maka akan mengambil
kesimpulan bahwa Tuhan tidak pernah menjanjikan bahwa seseorang yang percaya
selama hidup di dunia pasti akan bebas dari kemiskinan, sakit-penyakit, masalah
rumah tangga dan masalah relasi, serta lepas dari penderitaan dan penganiayaan.
Justru sebaliknya, Kristus datang ke dunia, hidup dalam penderitaan dan mati
ditinggalkan pengikut-pengikut-Nya. Sesuaikah dengan “theologi” sukses? Maka
sebenarnya yang realistis adalah theologi penderitaan.
Maka
bersyukurlah kita kepada Allah karena lewat teologi Kenikmatan kita lebih
mengerti untuk tidak menjadikan penderitaan sebagai tujuan hidup kita! Hal ini
bukannya tidak disinggung sama sekali dalam teologi Penderitaan, hanya saja
menurut kita pembahasan mengenai penderitaan yang sangat besar disana
kadangkala tidak dihubungkan dengan tujuan hidup manusia yang kemudian dikupas
pula secara detail. Itulah sebabnya kita bisa mengerti saat dikatakan bahwa
teologi Kenikmatan adalah yang lebih realistis dibandingkan teologi
Penderitaan, apalagi teologi Sukses.
Tetapi
sebetulnya pada akhirnya seindah apapun teologi atau pengetahuan atau
pengertian yang kita dapatkan serta pahami tidak ada artinya kalau pada
akhirnya hanya memperindah konsep kita akan siapa Allah tetapi tidak
menjadikannya suatu realita dalam hidup kita. Allah kita adalah Allah yang
hidup, bukan Allah di dalam keindahan konsep belaka. Takkan putus permohonan
kita akan belas kasihan dan anugerahNya sehingga apapun yang ada dalam hidup
ini akan semakin membawa kita mengenal Dia dan menikmati persekutuan yang penuh
denganNya serta menguatkan kita saat Dia membukakan setiap kebenaran sejati
yang seringkali akan menghancurkan segala keindahan palsu tentangNya yang saya
percayai.
BUKU KE ENAM
Nama Buku : “Theologi” Sukses,
Penderitaan, dan Theologi
Kenikmatan oleh Ev. Ronald A. H. Oroh.Terbitan BPK Gunung Mulia
1990
Buku Ini Saya
Baca Jujur Pada : Kamis 18 Oktober
2012
Hal Yang Saya
Dapat Dari Buku :
“Theologi” sukses menjadi satu
fenomena tersendiri yang sangat mempengaruhi Kekristenan sejak abad ke 20.
Hampir tidak ada orang Kristen yang tidak dipengaruhi oleh “theologi” sukses.
Bahkan yang menolak theologi inipun sering kali tanpa sadar ataupun secara
sadar sebenarnya mempraktikkan dan mengakui theologi ini. Tapi harus
menolaknya, karena merasa theologi ini bertentangan dengan doktrin dan
pengajaran di gereja/alirannya. Sebenarnya lucu, menolak dan melawan, tapi
mempraktikkan dan mempergunakan nilai-nilai dari “theologi” sukses untuk
menilai banyak hal.
Kapan sebenarnya “theologi” sukses muncul? Kalau mau diteliti lebih jauh, sebenarnya dimulai sejak manusia jatuh dosa. Dalam keberdosaan, maka manusia mengalami kesulitan dalam keluarga, pekerjaan, sakit-penyakit dan berbagai masalah dan musibah. Maka kesuksesan, adalah kalau bisa lepas dari kesulitan, bebas dari permasalahan keluarga, sakit-penyakit dan kemiskinan. Jadi, sebenarnya dasar dari “theologi” sukses adalah respon dari kesulitan karena manusia jatuh dalam dosa dan ingin lepas dari semua kesulitan itu. Sebenarnya semua manusia dan agama apa pun adalah penganut “theologi” sukses.
Dari kecil, orang tua dari agama dan kepercayaan apa pun sudah mengajarkan anak-anaknya, bagaimana caranya agar hidup tanpa masalah, menghindari sakit dan bisa kaya. Ukuran kesuksesan seseorang dinilai dari berapa banyak gelar, jabatan, uang, dan materi yang dimilikinya. Orang cacat, sakit-sakitan, orang miskin, pekerja-pekerja rendahan tidak ada yang menghargai. Kecuali, kalau tidak bisa mendapatkan hal-hal yang berharga, baru mulai memikirkan ukuran kesuksesan yang lain.
Dalam
Kekristenan, hanya dengan menambahkan Tuhan di dalamnya, bahwa Tuhan
menginginkan kita semua tidak pernah sakit, kaya dan tidak bermasalah, tidak
ada penderitaan, dan semuanya bisa diminta kepada Tuhan. Menjadikan theologi
ini bertumbuh dengan subur, karena kebutuhan akan kenikmatan yang semakin lama
semakin tinggi, serta budaya konsumerisme, semakin membuat “theologi” sukses
bertumubuh dengan pesat di dalam Kekristenan.
Masalahnya, apa betul Alkitab mengajarkan “theologi” sukses?
Pengajar-pengajar “theologi” sukses, biasanya dalam pengajarannya mengutip
bagian2 firman Tuhan dari Perjanjian Lama. Mengapa? Karena Perjanjian Lama
banyak bicara tentang berkat secara fisik dan kutuk. Sedangkan Perjanjian Baru
tidak lagi bicara berkat-berkat secara materi, tetapi secara rohani. Mengapa
kelihatannya PL banyak bicara berkat secara fisik? Karena bangsa Israel belum
bisa mengerti berkat secara keseluruhan. Maka dimulai dengan secara fisik dulu
untuk mengerti berkat spiritual. Nah semuanya itu sebenarnya digenapkan dalam
Kristus. Berkat-berkat secara fisik dan rohani itu hadir dalam Kristus.
Kalau kita betul-betul memeperhatikan dan
membandingkan keseluruhan Alkitab, maka akan mengambil kesimpulan bahwa Tuhan
tidak pernah menjanjikan bahwa seseorang yang percaya selama hidup di dunia
pasti akan bebas dari kemiskinan, sakit-penyakit, masalah rumah tangga dan
masalah relasi, serta lepas dari penderitaan dan penganiayaan. Justru
sebaliknya, Kristus datang ke dunia, hidup dalam penderitaan dan mati
ditinggalkan pengikut-pengikut-Nya. Sesuaikah dengan “theologi” sukses? Maka
sebenarnya yang realistis adalah theologi penderitaan.
Sejak
manusia jatuh dalam dosa, maka manusia akan terus mengalami penderitaan sampai
mati. Siapa pun dia, pasti akan mengalami saat sakit dan harus mati,
permasalahan keluarga, dan justru orang-orang yang betul-betul menjalankan
kehendak Allah, biasanya hidupnya menderita. Karena dunia yang berdosa ini
tidak menginginkan ada yang melakukan kehendak Allah. Orang-orang yang
kelihatan sukses dan memiliki banyak hal, kebanyakan (meskipun tidak semua)
adalah orang-orang yang kompromi, mengikuti arus dunia dan hanya memanfaatkan
Tuhan untuk dirinya. Maka, hidup ini hanyalah menghadapi satu penderitaan dan
penderitaan yang lain. Orang-orang yang kelihatan sukses dan kaya, juga
memiliki kesulitan dan permasalahan yang besar.Sehingga penderitaan tidak bisa
dilepaskan dari hidup ini sampai mati. Itu sebabnya, theologi Penderitaan
adalah theologi yang lebih realistis dibandingkan dengan “theologi” sukses.
Meskipun demikian, theologi yang paling realistis adalah theologi
Kenikmatan. Sejak dari penciptaan, yang ada hanyalah kenikmatan. Bebas dari
dosa dan penderitaan dan Tuhan sediakan semua kenikmatan. Tuhan memberikan
segala kenikmatan yang membuat manusia pertama bisa memuliakan dan menikmati
Tuhan. Sayang sekali, sejak manusia jatuh dalam dosa maka kenikmatan pemberian
Tuhan sepertinya menghilang dan manusia mencari kenikmatan yang berbeda dan
sementara. Tetapi, bagi orang-orang pilihan yang percaya kepada Kristus,
kenikmatan yang merupakan anugerah Tuhan dipulihkan kembali dan terus bertumbuh
sebagai persiapan untuk kekekalan, sampai selama-lamanya.
Theologi Kenikmatan tidak membuang penderitaan dalam kesementaraan ini.
Bahkan biasanya penderitaan yang membuat banyak orang percaya bisa melihat
sumber kenikmatan yang sejati dan menikmatinya. Dan penderitaan dan kekurangan
menjadi pelajaran yang berharga bagaimana menikmati semua pemberian Tuhan dalam
sehat dan kelimpahan. Meskipun demikian theologi kenikmatan, menyadari bahwa
penderitaan hanya diperlukan dalam kesementaraan ini dan bukan untuk kekekalan.
Karena dari penciptaan, Tuhan tidak menciptakan manusia untuk menderita
selama-lamanya, tapi justru mempersiapkan manusia untuk kenikmatan sampai
selama-lamanya. Masalahnya manusia tidak bisa mengerti kalau langsung menikmati
sampai selama-lamanya, maka ada proses yang dipakai oleh Tuhan untuk membentuk
manusia, dan Tuhan mengijinkan penderitaan yang dipakai sebagai alat dalam
proses ini.
Kesimpulan
Jadi, mari kita melihat kenikmatan yang sejati sebagai anugerah Tuhan dan kita betul-betul bisa menikmatinya, sekalipun dunia mengatakan kita tidak sukses, menderita dan banyak masalah, tapi justru kita bisa lebih menikmati segala sesuatu pemberian Tuhan baik dalam kekurangan atau kelimpahan, sehat atau sakit, sampai maut memisahkan kita dari penderitaan dan kita bisa menikmati segala kelimpahan yang disediakan Tuhan. Dari sekarang kita harus belajar menikmati, sebagai persiapan untuk kekekalan di mana kita bisa menikmati semua pemberian Tuhan dengan bebas, dan lebih khusus lagi, sumber berkat itu sendiri yang harus kita nikmati.
Jadi, mari kita melihat kenikmatan yang sejati sebagai anugerah Tuhan dan kita betul-betul bisa menikmatinya, sekalipun dunia mengatakan kita tidak sukses, menderita dan banyak masalah, tapi justru kita bisa lebih menikmati segala sesuatu pemberian Tuhan baik dalam kekurangan atau kelimpahan, sehat atau sakit, sampai maut memisahkan kita dari penderitaan dan kita bisa menikmati segala kelimpahan yang disediakan Tuhan. Dari sekarang kita harus belajar menikmati, sebagai persiapan untuk kekekalan di mana kita bisa menikmati semua pemberian Tuhan dengan bebas, dan lebih khusus lagi, sumber berkat itu sendiri yang harus kita nikmati.
Best Online Casinos for Baccarat, Cards, and Dice
BalasHapusYou're the lucky one. At หารายได้เสริม Baccarat you'll find more than 200 games, more than 800 of 1xbet korean which are variations 바카라 of poker. While the game itself is